Jurnal refleksi Dwi Mingguan Modul 2.3

Ridwan Anas

CGP A. 10 Kab. Tasikmalaya

 

Assalamualaikum.wr.wb. salam dan bahagia bapak ibu guru hebat. Pada jurnal refleksi dwi mingguan modul 2.3 ini saya akan merefleksikan pengalaman belajar saya tentang Coaching dalam Supervisi Akademik.

A.   Peristiwa (Facts)

Pada pembelajaran modul 2.3 saya mempelajari tentang coaching dalam supervisi akademik. Diawali dengan mulai dari diri. Disini saya harus melakukan refleksi diri terkait supervisi akademik yaitu saya menceritakan tentang guru adalah pemimpin pembelajaran. Dalam perjalanan sebagai seorang guru, tentunya pernah mendapatkan pengalaman terkait dengan supervisi akademik sebagai salah satu cara pengembangan kompetensi diri saya. Kemudian dilanjutkan dengan belajar mandiri melalui Eksplorasi konsep. Pada eksplorasi konsep saya mempelajari tentang konsep coaching secara umum dan coaching dalam konteks pendidikan. Diakhir eksplorasi konsep ada sesi diskusi untuk menyampaikan refleksi pemahaman saya  tentang konsep coaching dan penggunaan keterampilan coaching untuk supervisi akademik. Pada diskusi asinkron ini, peserta CGP saling memberikan komentar.

Selanjutnya kami melakukan diskusi di ruang kolaborasi sesi 1 yaitu sesi latihan coaching. Disini saya berlatih coaching dengan bu Dina. Disini kami mempraktikan kasus coaching tentang kurang fokus dalam pekerjaan yang saya rasakan akhir-akhir ini Kemudian kami melakukan praktik coaching dengan kasus yang sama ketika sesi latihan coaching. Kegiatan ini dipandu oleh fasilitator. Pada sesi diskusi presentasi ini setiap kelompok yang terdiri dari 2 orang CGP melakukan praktik di room yang berbeda-beda.

Kami lanjutkan pada sesi elaborasi pemahaman melalui gmeet yang dipandu oleh instruktur. Sesi elaborasi ini salah satu materinya yaitu praktik coaching dengan alur TIRTA dilakukan coaching pada tahap pra supervisi dan pasca supervisi, kemudian pengamat dilakukan oleh instruktur untuk diberikan evaluasi dan umpan balik .

 

B.   Perasaan (Feelings)

Saya antusias dan bersemangat mengikuti aktivitas pembelajaran tentang bagaimana  Pada modul 2.3. ini, Saya menjadi begitu penasaran di awalnya bagaimana menjadi coach yang baik, dan kemudian merasa senang sekali karena semuanya terjawab di modul ini ditambah dengan beberapa praktik langsung bersama para CGP membuat pemahaman baik tentang modul 2.3. Dari hasil praktik saya melakukan refleksi, bahwa saya merasa masih banyak yang perlu ditingkatkan sehingga merasa bersemangat untuk belajar lagi dan berusaha memahami tentang coaching, bagaimana membuat pertanyaan berbobot, bagaimana kita hadir secara penuh (presence) dan bagaimana mendengarkan secara aktif.

 

C.   PEMBELAJARAN (FINDINGS)

Informasi, pengetahuan dan pengalaman baru pada modul 2.3. memberi saya banyak pengetahuan dan pembelajaran yang banyak tentang bagaimana menjadi coaching yang baik dan bagaimana melakukan supervisi akademik yang baik yang dapat membantu pengembangan diri rekan sejawat, ada fase ini saya diajak untuk meninjau ulang keseluruhan materi pembelajaran di Modul 2 yang pernah saya dapati mulai dari konsep Ki Hajar Dewantara tentang tujuan pembelajaran, tentang peran dan nilai guru penggerak, tentang pembelajaran berdiferensiasi yang berkaitan juga dengan Pembelajaran Sosial dan Emosional yang semuanya berkaitan dengan coaching dengan alur TIRTA dan supervisi akademik, di modul ini juga saya mencoba merancang sebuah aksi nyata supervisi akademik terhadap rekan sejawat yang bernama bu Resi Risalatul Mufidah. Beliau guru mapel Matematika. Disini saya melakukan supervisi akademik ketika jam mengajar belaiu yaitu kelas XDKV. Saya mencoba mengimplementasikan pembelajaran yang saya peroleh di modul 2.3 ini sekaligus dapat membantu rekan saya tersebut mengembangkan kemampuan diri sebagai pemimpin pembelajaran dari tahap pra observasi, observasi dan pasca observasi.

 

 

D.   PENERAPAN KE DEPAN (FUTURE)

Sebagai seorang guru, saya tentunya sering menjumpai banyak permasalahan di lapangan yang terkait dengan potensi para murid dan mungkin rekan sejawat. permasalahan tersebut seringkali menjadi salah satu penghambat kemajuan seseorang dalam mencapai tujuannya, bahkan mereka bisa saja tidak sadar akan kemampuan dan kekuatan yang mereka miliki untuk menyelesaikan permasalahannya. Oleh karena itu, coaching sangat perlu dilakukan untuk bisa membantu mengatasi permasalahan tersebut. Saya ke depannya akan selalu menerapkan praktik coaching dengan alur Tirta agar semakin menguasai dan terbiasa dalam menggunakan Coaching alur Tirta. Selanjutnya saya berharap praktik baik ini bisa dilakukan juga oleh rekan sejawat lainnya. Sehingga semua mampu menjadi coach yang baik bagi muridnya dan orang lain.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wiridan

Analisis Cerita Rakyat Sasakala Kalapa Genep

Analisi Puisi