Jurnal Refleksi Dwimingguan 1.1

 TUGAS 1.1.a.8

KONEKSI ANTAR MATERI

 KESIMPULAN DAN REFLEKSI MODUL 1.1

Ridwan Anas, S.Pd,

 

Salam dan Bahagia Bapak Ibu Guru Penggerak

Perkenalkan saya Ridwan Anas, Calon Guru Penggerak Angkatan 10 dari Satuan SMK Nurussalam Salopa. Kabupaten Tasikmalaya.

 

1.       Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda  mempelajari modul 1.1?

Sebelum mempelajari Modul 1.1, saya yakin bahwa siswa yang cerdas adalah siswa yang mendapat nilai bagus dalam ujian, dan siswa menjadi pintar hanya jika mereka harus mendengarkan gurunya. Saat pembelajaran di kelas, saya biasanya menggunakan model pembelajaran kooperatif dimana semua siswa menyelesaikan suatu kegiatan. Saya memperhatikan bahwa tidak semua siswa terlibat aktif selama proses ini, baik dalam diskusi kelompok, presentasi, atau tanya jawab. Oleh karena itu, hanya sebagian siswa yang positif dan sebagian lagi negatif. Kami tidak mengidentifikasi minat dan bakat anak sebelum memulai pembelajaran karena kami percaya bahwa bakat dan minat biasanya diasah dan disasar melalui kegiatan ekstrakurikuler dan ekstrakurikuler. Mereka meyakini bahwa perbaikan hasil belajar siswa yang buruk hanya dapat dicapai melalui kegiatan remedial. Sekalipun hasil bantuan sebenarnya lebih rendah dari sebelumnya, kami tetap dapat memberikan dukungan dengan memberikan beberapa tugas kepada anak-anak. Jika tugas yang saya berikan kepada Anda tidak diserahkan sesuai tenggat waktu, saya akan memberikan penalti kepada Anda dengan menambahkan tugas lain pada tugas awal. Saya kemudian menyadari bahwa apa yang saya lakukan dapat membuat siswa merasa terbebani dan kurang termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas.

 

2.       Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini?

Setelah mempelajari modul ini, saya dapat memahami filosofi pendidikan KHD. Menurutnya, tujuan pendidikan adalah menyalurkan seluruh sifat-sifat yang ada pada diri anak agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang sebesar-besarnya sebagai manusia dan anggota masyarakat. Oleh karena itu, pendidik hanya dapat mengontrol pertumbuhan dan umur panjang kekuatan alam yang ada pada anak sehingga dapat memperbaiki perilakunya (tetapi tidak pada dasar-dasarnya). Semua anak mempunyai kepribadian uniknya masing-masing. Proses pembelajaran yang memenuhi kebutuhan belajar siswa akan menghasilkan pembelajaran yang lebih bermakna. Saya merasa zaman telah berubah. Siswa kami kini menjadi bagian dari Generasi Z, yang hidup di tengah kemajuan teknologi. Saya menyadari bahwa saya bukan satu-satunya sumber belajar bagi siswa saya dan masih banyak sumber belajar lain yang tersedia bagi mereka tergantung minat dan bakat mereka. Namun saya selalu berusaha membimbing siswa saya sebagai fasilitator, menjadikan mereka sebagai subjek pembelajaran, dan mendorong mereka untuk mengeksplorasi dan mengkonstruksi pemahamannya sendiri. Selain berfokus pada keterampilan kognitif, kita juga harus mampu mendukung pengembangan keterampilan sosial emosional siswa. Dengan memahami filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, saya mulai merencanakan studi saya sesuai dengan kebutuhan siswa saya dan membantu mereka menjadi orang yang mandiri. Siswa, sebagai individu yang unik dan individual, mempunyai hak atas pengajaran yang sesuai untuk mencapai keselamatan dan kesejahteraannya.

 

3.       Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan pemikiran KHD?

Hal yang dapat saya lakukan untuk mencerminkan pola pikir KHD di kelas saya adalah dengan menyadari bahwa setiap siswa adalah individu yang unik dan istimewa. Mereka mempunyai potensi, bakat, minat dan kepribadian yang berbeda-beda. Oleh karena itu, perlu adanya kemampuan untuk mengenali keunikan tersebut sebelum melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Slogan KHD tersebut adalah Ing Ngarso Sung Tulodo (Guru harus memberi contoh yang baik), Ing Madyo Mangun Karso (Guru harus memberi semangat kepada siswa), Tut Whuri Handayani (Guru harus Dengan memahami makna “mendorong siswa dan menjadikan mereka mandiri”, sebagai sebuah guru Saya harus berusaha untuk selaras dengan alam dan waktu serta mengeluarkan potensi saya yang sebenarnya. Pembelajaran yang berlangsung di kelas harus berpusat pada siswa dan berpihak pada siswa. Jadikan pembelajaran menyenangkan dengan memilih media pembelajaran yang beragam dan selalu menyampaikan nilai-nilai moral dalam setiap kegiatan pembelajaran, sehingga kelak mereka tidak hanya kompeten secara intelektual, tetapi juga kompeten secara sosial dan emosional. Saya akan membantu mereka menjadi teladan dalam menumbuhkan nilai-nilai karakter dalam tindakan dan perkataannya, serta saya perkuat upaya mereka untuk selalu mengamalkan kebiasaan 5S (senyum, sapa, sapa, santun, dan santun) dalam kehidupan sehari-hari. Jika kita menjadi guru yang berkepribadian baik, maka siswa kita akan meniru kita. Saya perlu menjadi seorang guru yang dapat mengajar murid-murid saya dengan lebih sabar dan ikhlas serta memberikan pelayanan yang terbaik. Daripada memberikan peringatan atau sanksi yang keras, cobalah merespons siswa dengan cara yang menciptakan rasa tenang, bukan rasa takut. Karena guru yang baik adalah guru yang disukai, disegani, dan dihormati, bukan guru yang ditakuti.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wiridan

Analisis Cerita Rakyat Sasakala Kalapa Genep

Analisi Puisi