Esai Ketahanan Pangan

 Kontribusi Diri terhadap Ketahanan Pangan


(https://dkp.bogorkab.go.id/)

Kebutuhan manusia yang tidak bisa terhindari dan merupakan bagian yang paling penting adalah makanan, sumber utama makanan 50-70% nya merupakan pangan yang ditanam oleh petani di berbagai wilayah. Terutama bagi saya yang tinggal di pulau jawa di Indonesia.

Wilayah yang makanan utamanya adalah nasi yang terbuat dari padi yang ditanam di sawah ini merupakan makanan yang tidak boleh absen setiap kali kami makan, bahkan orang sunda menyebut “asa teu dahar mun teu jeng sangu (nasi) mah” membuat kami harus peduli dan tahu cara bagaimana menanam padi, dimulai dari menyemai benih atau tebar benih, membajak lahan baik dengan traktor ataupun dengan kerbau, babut (mengikat benih), tandur (tanam mundur), penyiangan, pengairan , pemeliharaan, dan pemanenan. Terkesan sederhana padahal kegiatan menan ini sulit dan banyak resikonya baik dari hama, penyakit, dan kemarau Panjang, tidak sedikit petani yang gagal panen dan tidak berhasil menanam padi padahal sudah berkorban modal dan tenaga untuk menanam.

Saya merupakan lulusan SMK jurusan pertanian, meskipun kuliah saya tidak pada jurusan yang sama, namun kecintaan dan kesukaan saya pada pertanian tidak bisa dipandang sebelah mata, saya masuk pada kelompok tani di kampung yang bertujuan untuk terus meningkatkan hasil pertanian padi di tempat kami, meski hanya untuk kebutuhan konsumsi namun saya belajar banyak dengan kelompok tani tentang bagaimana menanam padi hingga berhasil, tak hanya itu banyak pula saya di undang untuk menjadi penyuluh muda yang memberikan penyuluhan tentang pembuatan pupuk organik seperti kompos dan ME4 yang bisa diproduksi masyarakat melalui sisa makanan dan sampah rumah tangga.

Harapan kedepan semoga lebih banyak lagi orang yang peduli pada pertanian dan ketahanan pangan, kita harus mau memulai dari kita, jangan pernah gengsi menjadi seorang petani karena kita tidak mungkin makan besi, batu dan baut. Menyukai makan artinya harus menyukai menanam dan segala macam prosesnya, berani kotor dan tidak menjadi manja seperti anak rumahan yang cengeng.


*anas

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wiridan

Analisis Cerita Rakyat Sasakala Kalapa Genep

Analisi Puisi