Postingan

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 Ridwan Anas CGP A. 10 Kab. Tasikmalaya Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka dalam Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Filosofi Ki Hajar Dewantara yang tercermin dalam Pratap Triloka (Ing ngarso sung tulodo, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani) memiliki relevansi yang kuat dalam penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin. Filosofi ini menggarisbawahi pentingnya seorang pemimpin untuk menjadi teladan (Ing ngarso sung tulodo), menggerakkan dan memberdayakan (Ing madya mangun karsa), serta memberikan dukungan dan dorongan (Tut wuri handayani) kepada orang lain. Sebagai pemimpin, pengambilan keputusan harus dilakukan dengan bijaksana, mempertimbangkan dampak terhadap orang lain dan masyarakat secara luas. Keputusan yang diambil harus sejalan dengan nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip etika yang baik. Selain itu, pemimpin juga harus memikirkan dampak jangka panjang dari keputusan mereka, termasuk bagaimana keputusan terseb
  Jurnal refleksi Dwi Mingguan Modul 2.3 Ridwan Anas CGP A. 10 Kab. Tasikmalaya   Assalamualaikum.wr.wb. salam dan bahagia bapak ibu guru hebat. Pada jurnal refleksi dwi mingguan modul 2.3 ini saya akan merefleksikan pengalaman belajar saya tentang Coaching dalam Supervisi Akademik. A.    Peristiwa (Facts) Pada pembelajaran modul 2.3 saya mempelajari tentang coaching dalam supervisi akademik. Diawali dengan mulai dari diri. Disini saya harus melakukan refleksi diri terkait supervisi akademik yaitu saya menceritakan tentang guru adalah pemimpin pembelajaran. Dalam perjalanan sebagai seorang guru, tentunya pernah mendapatkan pengalaman terkait dengan supervisi akademik sebagai salah satu cara pengembangan kompetensi diri saya. Kemudian dilanjutkan dengan belajar mandiri melalui Eksplorasi konsep. Pada eksplorasi konsep saya mempelajari tentang konsep coaching secara umum dan coaching dalam konteks pendidikan. Diakhir eksplorasi konsep ada sesi diskusi untuk menyampaikan refl
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3 Ridwan Anas CGP A. 10 Kab. Tasikmalaya     Konsep Coaching secara Umum: Coaching didefinisikan sebagai sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999). Coaching sebagai kunci pembuka potensi seseorang untuk untuk memaksimalkan kinerjanya (Whitmore, 2003). Coaching sebagai “…bentuk kemitraan bersama klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif.” (International Coach Federation -ICF). Coaching dalam Konteks Pendidikan: Tujuan pendidikan itu ‘menuntun’ tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki lakunya. Keterampilan coaching perlu dimiliki para pendidik untuk menuntun segala kekuatan kodrat (potensi) agar mencapa

Refleksi Dwimingguan Modul 1.3

  REFLEKSI DWIMINGGUAN MODUL 1.3 RIDWAN ANAS/ CGP A.10 SMKS NURUSSALAM   Pada jurnal refleksi dwi mingguan modul 1.3 ini, saya akan menuliskan tentang visi guru penggerak. Jurnal refleksi dwi mingguan ini adalah sebuah tulisan tentang refleksi diri saya setelah mengikuti pelatihan yang ditulis secara rutin setiap dua minggu sekali sesuai dengan pengalaman saya dalam proses Pendidikan guru penggerak Angkatan ke-10. Dalam penulisan jurnal refleksi ini, saya menggunakan model 4F (1. Fact; 2. Feeling; 3. Findings; dan Future), yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway, 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P (1. Peristiwa; 2. Perasaan; 3. Pembelajaran; dan 4. Penerapan). 1. Facts (Peristiwa) Setelah saya mempelajari modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional – Ki Hadjar Dewantara, dan modul 1.2. tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak. Setelah iu, saya beserta CGP Angkatan ke-10 kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat mulai mempelajari modul 1.3 tentang Visi Guru Pengg

Jurnal Refleksi Dwimingguan 1.2

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN PENDIDIKAN CALON GURU PENGGERAK ANGKATAN 10 MODUL 1.2. NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK RIDWAN ANAS SMK NURUSSALAM   Pada kali ini saya akan merefleksikan  seluruh rangkaian kegiatan selama mempelajari modul 1.2. yaitu tentang Nilai dan peran Guru Penggerak. Dalam mengerjakan tugas ini saya menggunakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway: Facts (Peristiwa), Feelings (Perasaan), Findings (Pembelajaran), dan Future (Penerapan) 1.     Facts (Peristiwa) Setelah saya menyelesaikan modul 1.1 tentang filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara sesuai alur MERDEKA, maka mulai selanjutnya kami mulai masuk mempelajari modul 1.2 tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak. Kegiatan dimulai sesuai yang ada di LMS yaitu tugas 1.2.a.3 Mulai Dari Diri yaitu membuat trapesium usia dan menulis di blog. Berikut adalah trapesium usia berdasarkan pengalaman hidup yang saya alami Trapesium Usia Tri Pamuji. Dari penugasan pembuatan trapesium usia tersebut dapat

Jurnal Refleksi Dwimingguan 1.1

  TUGAS 1.1.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI  KESIMPULAN DAN REFLEKSI MODUL 1.1 Ridwan Anas, S.Pd,   Salam dan Bahagia Bapak Ibu Guru Penggerak Perkenalkan saya Ridwan Anas, Calon Guru Penggerak Angkatan 10 dari Satuan SMK Nurussalam Salopa. Kabupaten Tasikmalaya.   1.        Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda  mempelajari modul 1.1? Sebelum mempelajari Modul 1.1, saya yakin bahwa siswa yang cerdas adalah siswa yang mendapat nilai bagus dalam ujian, dan siswa menjadi pintar hanya jika mereka harus mendengarkan gurunya. Saat pembelajaran di kelas, saya biasanya menggunakan model pembelajaran kooperatif dimana semua siswa menyelesaikan suatu kegiatan. Saya memperhatikan bahwa tidak semua siswa terlibat aktif selama proses ini, baik dalam diskusi kelompok, presentasi, atau tanya jawab. Oleh karena itu, hanya sebagian siswa yang positif dan sebagian lagi negatif. Kami tidak mengidentifikasi minat dan bakat anak sebelum memulai pembelajaran